Pages

Banner 468 x 60px

Rabu, 22 Maret 2017

PUASA

0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Puasa adalah rukun islam yang ketiga. Sehingga setiap orang islam wajib melaksanakanya. Selain untuk mematuhi perintah alloh swt puasa juga menjadi tangga tingkat ketakwaan seseorang, sebab puasa menahan diri dari makan, minum, serta hawa nafsu dari terbit matahari sampai terbenamnya matahari.
Banyak orang yang melaksanakan puasa hanya sekedar melaksanakan, tanpa mengetahui syarat sahnya puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa. Bahkan, umat muslim juga masih banyak yang tidak mengetahui pengertian puasa dan bagaimana menjalankanya dengan baik dan benar. Banyak yang tidak mengetahui bahwa puasa mempunyai banyak manfaat serta hikmah.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian puasa?
2.      Sebut dan jelaskan macam-macam puasa?
3.      Apa syarat dan rukun puasa?
4.      Kapan niat puasa dilakukan?
5.      Apa saja yang membatalkan puasa?
6.      Apakah hikmah puasa?
7.      Beberapa pendapat tentang menentukan awal bulan ramadhan?



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Puasa
Puasa menurut bahasa arab “sauma” yaitu menahan dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, meahan berbicara yang tidak bermanfaat, dan sebagainya. Menurut istilah puasa yaitu menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.[1]
Allah berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah:183)

Rasulullah bersabda :
Dari ibnu umar. Ia berkata, “saya telah mendengar nabi besar Saw. Bersabda, ‘apabila malam datang , siang lenyap, dan matahari telah terbenam, maka sesungguhnya telah datang waktu berbuka bagi orang yang puasa’.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

B.  Macam-Macam Puasa
Puasa menurut para imam madzhab ada 4 macam, yaitu puasa fardhu, puasa sunnat, puasa makruh dan puasa yang diharamkan.[2]
1.    Puasa fardhu (wajib)
Puasa fardhu ialah puasa yang harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan syariat islam. Macam-macam puasa fardhu antara lain :
a.    Puasa bulan ramadhan
Perintah Allah SWT untuk  melaksanakan puasa ramadhan  tertuang didalam Al-Qur’an yang berbunyi :
“(beberapa hari  yang ditentukan ialah) bulan ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa diantara kamu hadir (dinegeri tempat tnggalnya) dibulan itu, maka hendaklahia berpuasa dan bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkanya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran baimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilanganyadan hendaklah kamu mengagungkan allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
b.    Puasa kafarat
Puasa kafarat yaitu puasa sebagai penebus dikarenakan pelanggaran terhadap suatu hukum , atau kelalaian dalam melaksanakan suatu kewajiban, sehingga diharuskan mengerjakan puasa kafarat supaya dosanya dihapuskan. Contoh pelanggaran disertai kafaratnya antara lain:
-          Apabila seseorang melanggar sumpahnya dan tidak mampu memberi makan dan pakaian kepada 10 orang miskin atau membebaskan seorang roqobah,maka harus melaksanakan puasa selama 3 hari.
-          Apabila seseorang secara sengaja membunuh seorang mukmin sedang ia tidak sanggup membayar uang darah (tebusan) atau memerdekakan roqobah maka ia harus berpuasa dua bulan berturut-turut. ( Q.S. An-Nisa:94)
-          Apabila dengan sengaja membatalkan puasa dalam bulan ramadhan tanpa ada halangan yang telah ditetapkan, maka harus membayar kafaratnya dengan berpuasa lagi dampai genap 60 hari.
-          Apabila sesorang melakukan haji bersama dengan umroh, lalu dia tidak mendapatkan binatang kurban, maka ia harus melakukan puasa 3 hari di mekah, dan 7 hari sesudah ia sampai kembali kerumah.
Menurut imam syafi’i, maliki, dan hambali apabila orang yang berpuasa berturut-turut karena kafarat yang disebabkan berbuka puasa dengan sengaja pada bulan ramadhan maka ia harus berpuasa selam 2 bulan, dan apabila ia berbuka ditengah 2 bulan tersebut maka ia wajib mengulanginya dari awal sela 2 bulan berturut-turut.
c.    Puasa nazar
Puasa nazar ialah puasa yang tidak diwajibkan oleh Allah SWT, dan tidak disunnahkan oleh Rosululloh SAW. Manusia sendirilah yang menetapkan puasa tersebut untuk membersihkan atau mengadakan janji pada dirinya sendiri apabila tuhan telah menganugrahkan keberhasilan ,maka ia akan berpuasa sekian hari. puasa ini hukum nya wajib, apabila di hari-hari berpuasa ia sakit atau mengadakan perjalanan maka ia harus mengqadha pada hari-hari yang lain.
2.    Puasa sunnat
Puasa sunnat yaitu puasa yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan maka tidak berdosa, macam-macam puasa sunnat :
a.    Puasa 6 hari di bulan syawal
Bersumber dari abu ayyub ansyari r.a. sesungguhnya Rasulallah saw bersabda : “ barang siapa berpuasa pada bulan ramadhan, kemudian dia menyusulkanya dengan berpuasa enam hari pada bulan syawal, maka seakan-akan dia berpuasa selama setahun. (Riwayat Muslim)

b.    Puasa tengah bulan (13,14,15) dari tiap-tiap bulan qomariah.
Dari abu zarr. Rasulullah telah berkata, “hai abu zarr, apabila engkau hendak puasa hanya tiga hari dalam satu bulan, hendaklah engkau puasa tanggal tigabelas, empat belas, dan lima belas. (Riwayat Ahmad Dan Nasai)[3]

c.    Puasa hari senin dan kamis.
Dari aisyah ra. Nabi saw. Memilih puasa hari senin dan hari kamis. (H.R Tarmizi)

d.   Puasa hari arafah (tanggal 9 zulhijah atau Haji)
Nabi Saw bersabda: “puasa hari arafah itu menghapuskan dosa 2tahun, satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang” (Hadis riwayat muslim)

e.    Puasa tanggal 9 dan 10 bulan muharam
Dari abu Qatadah. Rasulullah telah berkata, “puasa pada bulan asyura itu menghapuskan dosa satu tahun yang telah lalu. (Riwayat Muslim)

f.     Puasa nabi daud (1 hari berpuasa 1hari berbuka)
Dari abdulah bin amar ra. Nabi Saw bersabda: sesungguhnya puasa yang paling di sukai oleh Allah ialah puasa nabi daud as. Sembahyang yang paling disukai oleh Allah ialah sembahyang nabi daud as. Dia tidur sampai tengah malam, kemudian melakukan ibadah pada sepertiganya dan sisanya lagi digunakan untuk tidur, kembali nabi daud berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari.

g.    Puasa bulan rajab, syaban, dan pada bulan-bulan suci
Dari aisyah ra berkata: rasulullah Saw berpuasa sehingga kami mengatakan: beliau tidak berbuka. Dan beliau berbuka sehingga kami mengatakan beliau tidak berpuasa.  Saya tidaklah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa sebulan kecuali Ramadhan dan saya tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak dari pada puasa dibulan sya’ban. ( Riwayat Bukhari Dan Muslim)

3.    Puasa makruh
Menurut fiqih 4 mashab, puasa makruh terdiri dari:

a.    Puasa pada hari jum’at secara tersendiri
Puasa pada hari jum’at hukumnya makruh jika dilakukan secara sendiri yang mengkhususkan hari jum’at saja untuk puasa. Dari abu huairah ra. Berkata : “saya mendengar nabi Saw bersabda: “janganlah kamu berpuasa pada hari jum’at, melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya.”

b.    Puasa sehari atau duahari sebelum bulan Ramadhan
Dari abu huairah ra nabi Saw beliau bersabda : janganlah salah seorang dari kamu mendahului puasa Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang biasa berpuasa, maka berpuasalah pada hari itu.

c.    Puasa pada hari syak atau meragukan
Dari shilah bin zufar berkata: kami berada disisi amar pada hari yang diragukan Ramadhannya, lalu didatangkan seekor kambing, maka sebagan kaum menjauh. Maka amar berkata: barang siapa yang berpuasa hari ini maka berarti dia mendurhakai abal qasim saw.

4.    Puasa haram
Puasa haram ialah puasa yang dilarang didalam agama islam. Puasa yang diharamkan diantaranya.

a.    Puasa pada dua hari raya
Dari abu ubaid hamba ibnu azhar berkata: saya menyaksikan hari raya (sholat ied) bersama umar bin khattab ra, lalu beliau berkata : “ ini adalah dua har yang dilarang oleh Rasullullah Saw. Untuk mengerjakan puasa, yaitu hari kamu semua berbuka dari puasamu (1 syawal ) dan hari yang lain yang kamu semua makan pada hari itu, yaitu ibadah hajimu.

b.    Puasa seorang wanita dengan tanpa izin suami
Dari Abu Hurairah ra. Dari nabi saw. Bersabda: “tidak boleh seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya ada dirumah, disitu hari selain bulan Ramadhan, kecuali mendapat izin suami nya”.

C.  Syarat dan Rukun Puasa
1.    Syarat sah puasa
Syarat sah puasa menurut empat madzhab diantaranya :
a.    Menurud madzhab hanafi
-       Niat
-       Bebas dari haid dan nifas
-       Tidak ada yang mrmbatalkanya
b.    Menurut madzhab maliki
-       Suci dari haid dan nifas
-       Beragama Islam
-       Tepat pada waktunya dan disyaratkan
-       Berakal
c.    Menurud madzhab syafi’i
-       Beragama islam
-       Berakal
-       Suci dari haid dan nifas pada keseluruhan siang
-       Dilaksanakan pada waktunya
d.   Menurut madzhab hambali
-       Beragama islam
-       Niat
-       Suci dari haid dan nifas
2.    rukun puasa
Menurut 4 imam madzhab rukun puasa hanya ada 1  yaitu menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Namun madzhab maliki dan syafi’i menjadikan niat sebagai salah satu rukun puasa.

D.  Waktu Niat Puasa
Mengenai niat puasa ada beberapa pendapat diantaranya:
1.    Imam maliki berpendapat bahwa niat puasa apa saja disyaratkan dilakukan pada malam hari namun boleh berniat pada terbit fajar.
2.    Imam hanafi berpendapat bahwa puasa apa saja lebih afdhal apabila berniat pada terbit fajar, karena terbit fajar merupakan awal ibadah.
3.    Imam syafi’i berpendapat bahwa untuk puasa wajib niatnya harus dilakukan pada malam hari. Sedangkan puasa sunah niatnya dapat dilakukan sejak malam hari sampai terbitnya fajar.
4.    Imam hambali berpendapat bahwa untuk puasa wajib niatnya dilakukan pada malam hari. Sedangkan puasa sunnahnya dapat dilakukan walaupun telah lewat waktu dhuhur dengan syarat belum makan/minum sedikitpun sejak fajar.

E.  Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa
1.    Makan dan minum dengan sengaja
 Semua ulama sepakat bahwa ini membatalkan puasa, dan harus di qadha (diganti). Ada perbedaan dalam pembayaran kifarah (denda).  Hanafi mengatakan orang yang makan dan minum dengan sengaja wajib membayar denda, sementara Syafi’I dan Hambali mengatakan tidak wajib.

2.    Bersetubuh dengan sengaja.
Menurut semua madzhab  apabila bersetubuh disiang hari/ pada waktu berpuasa  maka membatalkan puasa dan wajib menggantinya dengan membayar denda.

3.    Istimma’, yaitu mengeluarkan air mani.
Para imam mazhab sepakat apabila mengeluarkan mani secara sengaja maka akan merusak puasa dan majib mengganti denda.

4.    Muntah dengan sengaja.
Menurut Syafi’i, dan Maliki: wajib menggantinya. Tetapi menurut Hanafi: Orang yang muntah tidak membatalkan puasa, kecuali kalau muntahnya itu memenuhi mulut. Sedangkan hambali berpendapat  bahwa muntah dengan terpaksa tidak membatalkan puasa.

5.    Berbekam (baik yang membekam maupun yang dibekam)  membatalkan puasa menurut Hambali khususnya.

6.    Disuntik dengan yang cair, Menurut kesepakatan ulama ini dapat membatalkan puasa dan harus mengganti puasa.

7.    Memutuskan (membatalkan) niat puasa.
Menurut Hambali dapat membatalkan puasa. Sementara mazhab lain mengatakan hal ini tidak membatalkan puasa.
kifarah (denda) yang harus dibayar  adalah memerdekakan budak, berpuasa selama 2 bulan berturut-turut, memberi makan 60 orang (dewasa) fakir miskin. Menurut Maliki boleh meilih dari ke tiga hal di atas. Sedangkan menurut Syafi’i, hambali, dan Hanafi harus ke tiga-tiganya dikerjakan dan secara tertib. 
F.   Hikmah Puasa

1.    Tanda terima kasih kepada Allah karena semua ibadah mengandung arti terima kasih pada Allah atas nikmat pemberiannya yang tidak terbatas banyaknya dan tidak terniai harganya. Firman Allah :
Artinya : dan jika kamu menghitung nikmat Allah tidaklah dapat kamu menghitungnya. (QS. Ibrahim:34)[4]
2.    Didikan kepercayaan apabila seseorang telah sanggup menahan makan minum hawa nafsu karena ia ingat atas perintah Allah dan tidak akan meninggalkan perinah Allah dan tidak akan berani melanggar segala larangannya.
3.    Perasaan belas kasih terhadap fakir miskin karena merasakan sakit dan pedihnya perut keroncongan. Hal itu dapat mengukur kesedihan dan kesusahan orang yang kelaparan.
4.    Guna menjaga kesehatan.

G. Menentukan Awal Bulan Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah puasa yang telah ditentukan jumlah bilangan hari dan waktu pelaksanaannya, yaitu ada yang 30 hari dan ada yang 29 hari. Untuk menentukan awal dan akhir buan Ramadhan dapat dimulai dengan salah satu sebab yaitu dengan cara rukiyatul Hilal (melihat bulan sabit tanggal 1 bulan khomariyah dengan mata telanjang.). adapun dalil Al-qur’an sebagai berikut:
Artinya: maka diantara kamu sekalian yang menyaksikan adanya awal Ramadhan haruslah ia berpuasa (QS Al-baqarah 185).
1.    Menurut imam hanafi
a.       Seandainya langit cerah, maka wajib bagi orang yang melihat mengucapkan ashadu dan bersaksi bahwa tiada tuhan selain allah.
b.    Apabila seandainya cuaca mendung/berkabut, maka cukup satu orang yang bersaksi (adil,berakal,baliqh) dan tidak perlu mengucap ashadu.

2.    Menurut imam maliki
a.    Apabila yang melihat hilal itu orang banyak, maka wajib puasa, meskipun yang melihat hilal tidak semuanya adil.
b.    Apabila yang melihat hilal orang banyak maka harus ada 2 orang yang adil.
c.    Apabila yang melihat hilal hanya1 orang (laki-laki), maka yang wajib puasa hanya dia sendiri.

3.    Menurut imam syafi’i
a.    Apabila yang melihat hilal adalah orang yang adil walaupun hanya 1 orang (laki-laki atau perempuan) maka wajib mengucap ashadu.
b.    Apabila orang yang melihat hilal tidak adil (laki-laki atau perempuan) maka wajib berpuasa untuk dirinya sendiri.

4.    Menurut imam hambali
a.    Apabila hilal dilihat 1 orang mukallaf  (laki-laki/perempuan) yang adil, baik cuaca cerah maupun cuaca mendung maka mengucapkan ashadu.
b.    Permulaan puasa harus berdasarkan rukyat apabila cuaca cerah dan dasar istiqmal (mengenakan jumlah bilangan bulan sya’ban) bila cuasa buruk.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Puasa menurut bahasa arab yaitu saumi berarti menahan dari segala sesuatu.  Sedangkat menurut istilah berarti menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa terdiri dari 4 macam yaitu puasa wajib, puasa sunnat, puasa makruh dan puasa haram.
Syarat sah puasa ada beberapa pendapat diantaranya beragama islam, suci dari haid dan nifas, dan tepat pada waktunya. Adapun rukun  puasa yang utama ialah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa. Niat puasa disyariatkan dilakukan pada malam hari baik puasa wajib maupun puasa sunnah.
Hal-hal yang dapat membatalkan puasa diantaranya, makan minum dengan sengaja, bersetubuh dengan sengaja, mumtah dengan sengaja, dan masih banyak lagi, yang dapat diganti puasanya dengan hari lain maupun mendapatkan denda, seperti yang sudah dijelaskan diatas. Hikmah puasa sangatlah banyak, salah satunya dapat membuat badan lebih sehat.
B.  Saran
Setelah membaca dan memahami makalah tentang puasa ini banyak yang tidak tahu tentang puasa itu  menjadi tahu  sehingga hendaklah kita menerapkanya di kehidupan yang nyata, seperti yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.



DAFTAR PUSTAKA

Alkaf, Abdullah Zaki. 2012. Fiqih 4 madzhab. Bandung: Hasyimi
Rasyid, Sulaiman, H. 2013.  Fiqh islam.  Bandung : Sinar Baru Algensindo





[1]        H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo) 2013, Hal. 220

[2]        Ibid.
[3]       H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2013) Hal. 242
[4]      H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2013) Hal. 243

0 komentar:

Posting Komentar