Pages

Banner 468 x 60px

Rabu, 22 Maret 2017

Akhlak diluar Islam, Masa Islam, dan Modern

0 komentar
                                       
           BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang  Masalah
      Meninjau sejarah perkembangan akhlak tasawuf pada era zaman sebelum masuknya islam  pada 500-450 SM sampai zaman modern setelah masuknya islam. Sebelum adanya penjelasan teori tentang akhlak, manusia masih menganut adat istiadat atau budaya pada zaman tersebut.

          Manusia merupakan makhluk yang unik yang terdiri dari aspek jasmaniah dan aspek rohaniah. Dari sisi biologis manusia sangat bergantung pada hal-hal yang bersifat material dan sedangkan jiwa manusia berasal dari roh yang suci dengan kecenderungan bersifat ruhhaniyah. Pada sisi ini mausia sangat bergantung pada hal-hal yang bersifat spiritual, ketenangan, ketentraman.

          Ketika mulai adanya penjelasan tentang teori akhlak, banyak manusia yang menentang teori akhalak tersebut. Tetapi, ada sebagian juga yang  menerima teori tersebut.

          Di zaman modern, manusia hanya mementingkan kehidupan duniawi tanpa dilandasi iman dalam bertingkah laku, sehingga mereka tidak bisa membedakan mana prilaku yang sesuai dengan ajaran
slam dan prilaku yang menyimpang dari ajaran islam. dengan demikian kehidupan zaman sekarang bisa dikatakan jahiliyah modern.

Oleh karena itu kami mengangkat judul ilmu akhlak di luar islam, akhlak  pada masa islam dan akhlak pada masa islam baru.

B.          Rumusan Masalah

a.         Apa pengertian sejarah pertumbuhan akhlak?
b.        Bagaimana kodisi akhlak pada zaman jahiliyah?
c.         Bagaimana kondisi akhlak pada zaman islam?
d.        Bagaimana kondisi akhlak zaman modern?
  
BAB II
PEMBAHASAN

A.          Akhlak Pada Masa di Luar Islam
Akhlak tasawuf adalah pengetahuan tentang akhlak yang  di dasarkan pada al-qur’an dan hadist diantaranya yaitu :

a.       Akhlak pada bangsa yunani
Para filsuf yunani kuno tidak banyak memperhatikan akhlak. Karena, pada masa itu perhatian mereka tercurah pada penyelidikannya mengenai alam. Hal itu terjadi sebelum kemunculan tokoh-tokoh sofistik (500-450 SM). Meraka adalah ahli filsafah dan menjadi guru diberbagai negeri. Ini menunjukkan bahwa ilmu akhlak yang mereka bangun lebih bersifat filosofis walaupun pandangan dan pemikiran para tokoh-tokoh sofistik yunani tentang filsafah berbeda-beda. Tetapi, mereka mempunyai subtansi dan tujuan yang sama yaitu menyiapkan angkatan muda bangsa yunani untuk menjadi nasionalis yang baik, merdeka dan mengetahui kewajiban mereka terhadap tanah airnya.
Berikut ini adalah filsuf yunani yang pertama kali mengemukakan pemikiran dibidang akhlak :
1.       Socrates ( 469-399 SM )
Ia adalah tokoh pertama yang bersungguh-sungguh mengaitkan hubungan manusia dengan dasar ilmu pengetahuan ia tidak menaruh minat terhadap alam seperti para filsuf yunani sebelumnya. Ia berpendapat bahwa akhlak dan pola hubungan itu tidak akan terjadi kecuali bila didasarkan pada ilmu pengetahuan ia mengatakan bahwa keutamaan itu tedapat pada ilmu tidak[1] ditemukan pandangannya tentang tujuan akhir akhlak atau ukuran yang digunakan untuk menilai suatu perbuatan apakah baik atau buruk oleh karna itu banyak bermunculan berbagai pendapat tentang tujuan akhlak, walaupun sama-sama disandarkan pada socretes.

2.       Cynics dan Cyrenics ( 443-370 SM )
Cynics adalah para pengikut socrates, tetapi ajaran keduanya bertolak belakang. Diantara ajaran nya adalah bahasa Tuhan di bersihkan dari segala diri segala kebutuhan dan sebaik-baik manusia adalah orang yang berperangai ketuhanan. Mereka dapat mengurangi kepentingan dunia, hal ini mereka lakukan karena dengan cara inilah  ia selalu ingat pada Tuhan.
Cyrenics kelompok ini berpendapat bahwa mencari kepentingan dunia,mencari kesenangan dan menjauhi kepedihan adalah satu-satunya tujuan hidup yang benar. Cyrenics berpendapat bahwa kebahagiaan itu justru terletak pada upaya mencari kesenangan kepentingan duniawi.

3.       Plato ( 427-347 SM )
Adalah seorang filsuf dari athena dan merupakan murid dari socrates. Pandangan platomengenai akhlak di dasarkan pada teori “model”, jelas nya ia berpendapat bahwa dibalik alam ini ada alam rohani ( jiwa ). Dan di alam rohani ini terdapat bermacam-macam kekuatan. Dan keutamaan itu timbul dari perimbangan kekuatan  ini menurutnya pokok-pokok keutamaan itu ada 4 yaitu[2] :
·               Kebijaksanaan
·               Keberanian
·               Keperwiraan
·               Keadilan
Keempat pokok-pokok itu merupakan tiang penegak bangsa-bangsa dan individu.
4.      Aristoteles 
Adalah murid plato yang membangun suatu paham khas dia berpendapat bahwa tujuan terakhir yang di kehendaki oleh manusia mengenai segala perbuatan ialah “bahagia” jalan untuk mencapai bahagia adalah dengan menggunakan akal sebaik-baik nya. Menurut aristoteles tiap-tiap keutamaan adalah tengah-tengah antara dua keburukan  contoh dermawan adalah tengah-tengah di antara boros dan kikir.
5.       Stoics dan Epicurics
Kedua nya berbeda pendapat stoics sebagaimana paham cynics. Pendapatnya ini banyak diikuti oleh para filsuf di yunani dan romawi. Ia mengatakan bahwa tujuan hidup manusia adalah menjalani segala sesuatu yang bisa di jalani secara rasional. Kita hidup untuk menjalani apa yang ada didepan mata tidak perlu ada pengharapan dan penyelasan berlebih karena hidup di dunia akan tetap ada, apapun yang kita fikirkan, segala idetentang kebahagiaan berasal dari fikiran manusia belaka.
Adapun kelompok epicurics mendasarkan pemikirannya pada paham cyrenics, filsafat epicurics bertujuan menjamin kebahagiaan manusia. Filsafatnya di titik beratkan pada etika yang akan memberikan ketenangan batin[3].

b.       Akhlak pada bangsa Nasrani
Pada akhir abad ke -3 masehi, tersiarlah agama nasrani di eropa. Agama itu dapat mengubah fikiran manusia dan membawa pokok-pokok akhlak yang tercantum di dalam Taurat. Agama itu juga memberi pelajaran  kepada manusia bahwa tuhan merupakan sumber segala akhlak.
Mereka yang beranggapan bahwa tassawuf berasal dari unsur Nasrani mendasarkan argumentasi nya pada dua hal : pertama, adanya interaksi antara orang arab dan kaum Nasrani pada masa Jahiliah maupun zaman Islam. Kedua, ada nya segi-segi kesamaan antara kehidupan para esketis atau sufi dalam hal ajaran cara mereka melatih jiwa (riyadhah) dan mengasingkan diri (khalwat) dengan kehidupan al-masih dan ajaran-ajaranya, serta dengan para rahib ketika sembahyang dan berpakaian.
Menurut Von Kromyer tasawuf merupakan buah kenasranian pada zaman jahiliah. Sementara, Goldziher berpendapat bahwa sikap fakir dalam islam merupakan pengaruh dari agama nasrani ungkapan Goldziher dibarengi dengan pembagian tasawuf , yang menurutnya terbagi dua : pertama,asketisme. Aliran ini, menurutnya, sekalipun telah terpengaruh oleh kependetaan kristen, lebihmengakar pada semangat islam dan para Ahli Sunah. Kedua, tasawuf dalam arti lebih jauh lagi, seperti pengenalan kepada tuhan (makrifat), pendakakian batin (hal), intuisi (wijdan), rasa (dzauq), menurutnya, terpengaruh oleh agama hindu disamping Neo Platonisme.
        Noldicker mengatakan bahwa pakaian wol kasar (bulu domba) adalah milik agama nasrani, sedangkan Nichloson mengatakan bahwa istilah-istilah tasawuf berasal dari nasrani[4]. Bahkan, ada juga yang berpendapat bahwa aliran Tassawuf  yang menekankan cinta Ketuhanan berasal dari nasrani, sesuai dengan kisah dialoq  Nabi Isa dengan sekelompok  manusia yang bertemu denganya. Mereka bertanya tentang cinta kepada  Allah. Lantas isa menjawab, “kau adalah manusia yang paling dekat dengan allah.”
Sebagaimana dikutip abdul qodir zaelani bahwa agama yunani dan kristen mempengaruhi pula cara fikir dalam islam. Inilah pokok-pokok  ajaran tasawuf  yang diklaim berasal dari agama nasrani. Seperti:
1.         Sikap fakir
Injil menyampaikan kepada orang fakir sebagaimana kata isa dalam injil matius “beruntunglah kamu orang-orang miskin, beruntunglah kamu orang yang lapar karena kamu akan kenyang.”
2.     Tawakal Dalam Soal  Penghidupan
Sebagaimana dikatakan dalam injil “ perhatikan burung-burung di langit, dia tidak menanam, dia tidak mengetam dan tidak duka cita pada waktu susah. Bapak kamu dari langit memberi kekuatan kepadanya. Bukankah kamu mulia daripada burung?”
3.       Peranan syeikh yang menyerupai pendeta.
Perbedaannya pendeta dapat menghapuskan dosa sedangkan syeikh tidak dapat menghapuskan dosa karena yang dapat menghapuskan dosa hanya allah.
4.       Selibasi
Yaitu menahan diri tidak menikah karena dianggap dapat mengalihkan diri dari tuhan. Contohnya jika seseorang mrnikah akan lebih sering memikirkan tanggung jawanya terhadap keluarganya. Sehingga mengabaikan kewajibanya kepada tuhanya. Seperti, jika seorang kepala keluarga akan bekerja keras untuk memenuhi kewajibanya terhadap keluarganya tanpa mengenal lelah dan juga waktu. Sehingga melupakan waktunya untuk sholat ataupun mengaji.
Pada masa sebelum kedatangan  islam masyarakat arab jahiliah mempunyai kebiasaan-kebiasaan buruk seperti meminum-minuman keras, berjudi, dan menyembah berhala, untuk menampilkan keberadaan islam mereka membuatung patung berhala dari batu,  yang menurut mereka patung itu dapat di jadikan sarana untuk berhubungan dengan tuhan. Selain menyembah berhala mereka juga menyembah pohon-pohon kayu, bintang-bintang, batu-batuan, binatang,binatang, dan menyembah raja-raja. Mereka menyembah hal-hal tersebut karena mereka sulit mempercayai tuhan yang abstrak.
B.          Akhlak Pada Masa Islam
Islam datang mengajak manusia pada kepercayaan bahwa allah adalah sumber segala sesuatu di seluruh alam.dengan kekuasaan nya pula, alam dapat berjalan secara beraturan. Sebagaimana halnya allah telah menetapkan beberapa aturan yang harus di ikuti manusia,menetapkan beberapa keutamaan ,keadilan, juga menetapkan beberapa keburukan yang harus di hindari manusia, seperti dusta dan kezaliman.
تَذَكَّرُونَ لَعَلَّكُمْ يَعِظُكُمْ ۚ وَالْبَغْيِ وَالْمُنْكَرِ الْفَحْشَاءِ عَنِ وَيَنْهَىٰ الْقُرْبَىٰ ذِي وَإِيتَاءِ وَالْإِحْسَانِ بِالْعَدْلِ يَأْمُرُ اللَّهَ إِنَّ
                       
 Artinya :
          “ sesungguhnya allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan , memberi  bantuan kepada kerabat, dan dia melarang   ( melakukan) perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(Q.S AN-Nahl:90)
Dalam Islam guru terbesar dalam bidang akhlak adalah Nabi Muhammad SAW. Keterutusannya ke muka bumi untuk menyempurnakan akhlak. Berikut ini tokoh-tokohyang menggagas atau menulis ilmu akhlak dalam islam.
Pertama, tokoh yang pertama kali menggagas ilmu akhlak adalah Ali bin Abi Thalib, berdasarkn risalah yang di tulis nya untuk putra nya, Al-Hasan, setelah kepulangan nya dari perang siffin. Kandungan risalah ini tercermin pula dalam sifat nahaj al balagha
Kedua, tokoh islam yang pertama kali menulis ilmu akhlak adalah ismail bin mahram abu an nashr as saukani ulama abad ke 2 hijriah ia menulis kitab al mukmin wa alfajir, kitab akhlak yang pertama kali di kenal dalam islam
Ketiga, pada abad ke 3 hijriahan, ja’far bin ahmad al kumi menulis kitabal mani’ad min tukhul al jannah. Tokoh lain ya yg secara khusus berbicara dalam bidang akhlak adalah :
1.      Ar-Razi ( 250-313 H )
Telah menulis karya dalam bidang akhlak yang berjudul Ath-Thibb Ar Ruhani (kesehatan rohani). Yang menjelaskan tentang kesehatan rohani dan penjagaan nya. Kitab ini merupakan filsafat akhlak terpenting yang bertujuan memperbaiki moral manusia.
2.        Ali bin ahmad al kuhfi (pada abad ke 4 H)
Ali bin ahmad al kuhfi telah menulis kitab Al-Adab dan makarim
Al -Akhlak.
3.        Ibnu maskawaih (pada abad ke 5 H)
 Ia menulis kitab Tahdzib Al-Akhlak Wa-Tath-hir Al-A’araq dan
Al –Arab wa Al-Furs. Kitab ini merupakan uraian suatu akhlak yang sebagian materi nya berasal dari konsep-konsep akhlak dari Plato dan Aristoteles.
4.        Warram bin Abi Al- Faawaris
 Warram bin Abi Al- Faawaris pada abad ke 6 H menulis kitab Tanbih         Al –Khathir wa Nuzhah An-Nazhir.

5.       Syeikh khawajah nashir ath-thusi
Syeikh Khawajah Nashir Ath-Thusi  pada abad ke 7 H beliau menulis kitab Al-Akhlak An-Nashiriyyah Wa-Awshaf Asy-Raf Wa Adab
Al- muta’allimin[5].

C.          Akhalak Pada masa modern
Di masa ini masyarakat mulai melihat sesuatu dengan pandangan baru, dan mempertimbangkan dengan ukuran baru. Masa modern ini tumbuh dari pengembangan kebudayaan yunani purba. Kebudayaan yunani purba memang punya dasar pikiran yang rasional dan ilmiah yang kemudian diolah dan dikembangkan oleh orang eropa menjadi canggih dan melahirkan kebudayaan barat yang modern.
Dalam kehidupan bermasyarakat manusia sebagai makhluk sosial sama-sama saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, mereka berbaur dalam komunitas yang disebut masyarakat. Kemudian melahirkan tindakan yang digunakan dan diakui oleh masyarakat secara umum sebagai suatu hal yang positif, dan hal seperti inilah yang nantinya akan menghasilkan kebudayaan.
Pada perkembangan berikutnya manusia selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya, sehingga dapat menyebabkan perubahan pada diri masyarakat secara lahiriah maupun batiniah.
Secara lahiriah yaitu dengan adanya perubahan dalam bentuk tubuh manusia seperti halnya pada masa jahiliah tak mengenal make up. Contoh lain : sulam alis, sulam bibir, operasi plastik.
Secara batiniah yaitu perubahan sikap dan tingkah laku yang di pengaruhi olehkebudayaan yang bersangkutan. Contoh : dengan meniru gaya hidup orang-orang barat seperti dalam cara berpakaian, pergaulan bebas dan lain-lain.
Dan dewasa ini juga manusia lebih bersifat materialistis,semua di ukur dengan nilai kebendaan dan ekonomis. Pada masa sekarang ini sikap hidup manusia kebanyakan mengutamakan materi,kesenangan,dan kelezatan shahwal serta ingin menguasai semua aspek kehidupan yang hanya percaya pada rumusan-rumusan pengetahuan empires saja. Di tangan mereka yang berjiwa dan bermental demikian itu, akan menjadi penyebab kerusakan di daratan dan di lautan sebagaimana di isyaratkan Al-Qur’an surat AL-Rum ayat 41 :
Artinya :
“ Telah nampak kerusakan didarat dan di laut di sebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agara mereka kembali
( kejalan yang benar ).
Adapun sejumlah problematika masyarakat modern sebagai berikut :
1.      Merosotnya kehidupan kecerdasan dan moral manusia modern.
2.      Manusia modern cenderung menyalah gunakan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk hal-hal yang negatif.
3.      Semakin menurunnya tingkat keimanan dan ketaqwaan seseorang kepada Tuhannya
4.      Kehilangan harga diri dan masa depannya. 
5.      Kurangnya akhlak pada setiap individu.
  

KESIMPULAN

Pada zaman sebelum masuknya islam akhlak manusia tidak terlalu diperhatikan dan lebih mementingkan untuk membangun rasa nasionalisme pada generasi-generasi muda.
Banyak filsuf-filsuf  yang berpendapat tentang akhlak di masyarakat di zaman itu, antara lain :
1.        Socrates ( 469-399 SM )
2.        Cynics dan Cyrenic ( 443-370 SM )
3.        Plato ( 427-347 SM )
4.        Aristoteles ( 394-322 SM )
5.        Stoics dan epicurics

Setelah islam datang manusia mulai mempercayai bahwa ALLAH adalah sang pencipta dari seluruh alam semesta.pada masa ini juga manusia mulai mengerti tentang aturan-aturan bergaul antar sesama manusia,dan juga terhadap sang kholik.yang bersumber dari akhlak Nabi Muhammad SAW.
Adapun tokoh-tokoh yang menggagasatau menulis ilmu akhlak dalam islam.

1.    Ali bin abi tholib
2.    Ismail bin mahram abu an nashr as saukani,ulama abad ke 2H
3.    Ja’far bin ahmad

Pada masa modern masayarakat mulai terpengaruh kebudayaan barat  yang menyebabkan perubahan pada diri masyarakat baik secara lahiriah maupun batiniah, sehingga masyarakat cendrung bersifat materialistis dan lebih mementingkan kesenangan belaka tanpa memperdulikan aturan-aturan agama.



DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Roshin, Prof.Dr.M.Ag. Akhlak Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia. 2010
Rusli, Ris’an, Prof. Dr. H. M.A, Tassawuf dan Tarekat, Jakarata: PT Raja Grafindo Persada 2013
Solihin, M. , Prof . Dr. M.Ag, Anwar, Rosihon,PSrof. Dr. M.Ag, Ilmu Tassawuf, Bandung : Pustaka Setia, 2008




[1] Rosihon Anwar, Akhlak Tassawuf,(Bandung:Pustaka Setia,2010)hlm.50
[2] Rosihon Anwar, Akhlak Tassawuf,(Bandung:Pustaka Setia,2010)hlm.52
[3] Rosihon Anwar, Akhlak Tassawuf,(Bandung:Pustaka Setia,2010)hlm.53
M. Solihin, Ilmu Tasawuf, (Bandung:Pustaka Setia,2008)hlm.40
[4] Rosihon Anwar, Akhlak Tassawuf,(Bandung:Pustaka Setia,2010)hlm.55
[5] Rosihon Anwar, Akhlak Tassawuf,(Bandung:Pustaka Setia,2010)hlm.59

0 komentar:

Posting Komentar