BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Meninjau sejarah perkembangan akhlak
tasawuf pada era zaman sebelum masuknya islam
pada 500-450 SM sampai zaman modern setelah masuknya islam. Sebelum
adanya penjelasan teori tentang akhlak, manusia masih menganut adat istiadat
atau budaya pada zaman tersebut.
Manusia merupakan makhluk yang unik yang
terdiri dari aspek jasmaniah dan aspek rohaniah. Dari sisi biologis manusia
sangat bergantung pada hal-hal yang bersifat material dan sedangkan jiwa
manusia berasal dari roh yang suci dengan kecenderungan bersifat ruhhaniyah. Pada sisi ini mausia sangat
bergantung pada hal-hal yang bersifat spiritual, ketenangan, ketentraman.
Ketika mulai adanya penjelasan tentang
teori akhlak, banyak manusia yang menentang teori akhalak tersebut. Tetapi, ada
sebagian juga yang menerima teori
tersebut.
Di zaman modern, manusia hanya mementingkan
kehidupan duniawi tanpa dilandasi iman dalam bertingkah laku, sehingga mereka
tidak bisa membedakan mana prilaku yang sesuai dengan ajaran
slam dan prilaku
yang menyimpang dari ajaran islam. dengan demikian kehidupan zaman sekarang bisa
dikatakan jahiliyah modern.
Oleh
karena itu kami mengangkat judul ilmu akhlak di luar islam, akhlak pada masa islam dan akhlak pada masa islam
baru.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa
pengertian sejarah pertumbuhan akhlak?
b.
Bagaimana
kodisi akhlak pada zaman jahiliyah?
c.
Bagaimana
kondisi akhlak pada zaman islam?
d.
Bagaimana
kondisi akhlak zaman modern?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Akhlak
Pada Masa di Luar Islam
Akhlak
tasawuf adalah pengetahuan tentang akhlak yang
di dasarkan pada al-qur’an dan hadist diantaranya yaitu :
a.
Akhlak
pada bangsa yunani
Para filsuf
yunani kuno tidak banyak memperhatikan akhlak. Karena, pada masa itu perhatian
mereka tercurah pada penyelidikannya mengenai alam. Hal itu terjadi sebelum
kemunculan tokoh-tokoh sofistik (500-450 SM). Meraka adalah ahli filsafah dan
menjadi guru diberbagai negeri. Ini menunjukkan bahwa ilmu akhlak yang mereka
bangun lebih bersifat filosofis walaupun pandangan dan pemikiran para
tokoh-tokoh sofistik yunani tentang filsafah berbeda-beda. Tetapi, mereka
mempunyai subtansi dan tujuan yang sama yaitu menyiapkan angkatan muda bangsa
yunani untuk menjadi nasionalis yang baik, merdeka dan mengetahui kewajiban
mereka terhadap tanah airnya.
Berikut ini adalah
filsuf yunani yang pertama kali mengemukakan pemikiran dibidang akhlak :
1. Socrates ( 469-399 SM )
Ia adalah tokoh
pertama yang bersungguh-sungguh mengaitkan hubungan manusia dengan dasar ilmu
pengetahuan ia tidak menaruh minat terhadap alam seperti para filsuf yunani
sebelumnya. Ia berpendapat bahwa akhlak dan pola hubungan itu tidak akan
terjadi kecuali bila didasarkan pada ilmu pengetahuan ia mengatakan bahwa
keutamaan itu tedapat pada ilmu tidak[1]
ditemukan pandangannya tentang tujuan akhir akhlak atau ukuran yang digunakan
untuk menilai suatu perbuatan apakah baik atau buruk oleh karna itu banyak
bermunculan berbagai pendapat tentang tujuan akhlak, walaupun sama-sama
disandarkan pada socretes.
2. Cynics dan Cyrenics ( 443-370 SM )
Cynics adalah para pengikut socrates, tetapi ajaran keduanya
bertolak belakang. Diantara ajaran nya adalah bahasa Tuhan di bersihkan dari
segala diri segala kebutuhan dan sebaik-baik manusia adalah orang yang
berperangai ketuhanan. Mereka dapat mengurangi kepentingan dunia, hal ini
mereka lakukan karena dengan cara inilah
ia selalu ingat pada Tuhan.
Cyrenics kelompok ini berpendapat bahwa mencari
kepentingan dunia,mencari kesenangan dan menjauhi kepedihan adalah satu-satunya
tujuan hidup yang benar. Cyrenics berpendapat bahwa kebahagiaan itu justru
terletak pada upaya mencari kesenangan kepentingan duniawi.
3. Plato ( 427-347 SM )
Adalah seorang
filsuf dari athena dan merupakan murid dari socrates. Pandangan platomengenai
akhlak di dasarkan pada teori “model”, jelas nya ia berpendapat bahwa dibalik
alam ini ada alam rohani ( jiwa ). Dan di alam rohani ini terdapat
bermacam-macam kekuatan. Dan keutamaan itu timbul dari perimbangan
kekuatan ini menurutnya pokok-pokok
keutamaan itu ada 4 yaitu[2] :
·
Kebijaksanaan
·
Keberanian
·
Keperwiraan
·
Keadilan
Keempat pokok-pokok itu merupakan tiang penegak
bangsa-bangsa dan individu.
4. Aristoteles
Adalah murid
plato yang membangun suatu paham khas dia berpendapat bahwa tujuan terakhir
yang di kehendaki oleh manusia mengenai segala perbuatan ialah “bahagia” jalan
untuk mencapai bahagia adalah dengan menggunakan akal sebaik-baik nya. Menurut
aristoteles tiap-tiap keutamaan adalah tengah-tengah antara dua keburukan contoh dermawan adalah tengah-tengah di
antara boros dan kikir.
5. Stoics dan Epicurics
Kedua nya
berbeda pendapat stoics sebagaimana paham cynics. Pendapatnya ini banyak diikuti
oleh para filsuf di yunani dan romawi. Ia mengatakan bahwa tujuan hidup manusia
adalah menjalani segala sesuatu yang bisa di jalani secara rasional. Kita hidup
untuk menjalani apa yang ada didepan mata tidak perlu ada pengharapan dan
penyelasan berlebih karena hidup di dunia akan tetap ada, apapun yang kita
fikirkan, segala idetentang kebahagiaan berasal dari fikiran manusia belaka.
Adapun kelompok
epicurics mendasarkan pemikirannya pada paham cyrenics, filsafat epicurics
bertujuan menjamin kebahagiaan manusia. Filsafatnya di titik beratkan pada
etika yang akan memberikan ketenangan batin[3].
b.
Akhlak
pada bangsa Nasrani
Pada akhir abad
ke -3 masehi, tersiarlah agama nasrani di eropa. Agama itu dapat mengubah
fikiran manusia dan membawa pokok-pokok akhlak yang tercantum di dalam Taurat.
Agama itu juga memberi pelajaran kepada
manusia bahwa tuhan merupakan sumber segala akhlak.
Mereka yang
beranggapan bahwa tassawuf berasal dari unsur Nasrani mendasarkan argumentasi
nya pada dua hal : pertama, adanya interaksi antara orang arab dan kaum Nasrani
pada masa Jahiliah maupun zaman Islam. Kedua, ada nya segi-segi kesamaan antara
kehidupan para esketis atau sufi dalam hal ajaran cara mereka melatih jiwa
(riyadhah) dan mengasingkan diri (khalwat) dengan kehidupan al-masih dan
ajaran-ajaranya, serta dengan para rahib ketika sembahyang dan berpakaian.
Menurut Von
Kromyer tasawuf merupakan buah kenasranian pada zaman jahiliah. Sementara,
Goldziher berpendapat bahwa sikap fakir dalam islam merupakan pengaruh dari
agama nasrani ungkapan Goldziher dibarengi dengan pembagian tasawuf , yang
menurutnya terbagi dua : pertama,asketisme.
Aliran ini, menurutnya, sekalipun telah terpengaruh oleh kependetaan kristen,
lebihmengakar pada semangat islam dan para Ahli Sunah. Kedua, tasawuf dalam arti lebih jauh lagi, seperti pengenalan
kepada tuhan (makrifat), pendakakian batin (hal), intuisi (wijdan), rasa
(dzauq), menurutnya, terpengaruh oleh agama hindu disamping Neo Platonisme.
Noldicker
mengatakan bahwa pakaian wol kasar (bulu domba) adalah milik agama nasrani,
sedangkan Nichloson mengatakan bahwa istilah-istilah tasawuf berasal dari
nasrani[4].
Bahkan, ada juga yang berpendapat bahwa aliran Tassawuf yang menekankan cinta Ketuhanan berasal dari
nasrani, sesuai dengan kisah dialoq Nabi
Isa dengan sekelompok manusia yang
bertemu denganya. Mereka bertanya tentang cinta kepada Allah. Lantas isa menjawab, “kau adalah
manusia yang paling dekat dengan allah.”
Sebagaimana
dikutip abdul qodir zaelani bahwa agama yunani dan kristen mempengaruhi pula
cara fikir dalam islam. Inilah pokok-pokok
ajaran tasawuf yang diklaim
berasal dari agama nasrani. Seperti:
1.
Sikap
fakir
Injil menyampaikan
kepada orang fakir sebagaimana kata isa dalam injil matius “beruntunglah kamu
orang-orang miskin, beruntunglah kamu orang yang lapar karena kamu akan
kenyang.”
2.
Tawakal
Dalam Soal Penghidupan
Sebagaimana dikatakan
dalam injil “ perhatikan burung-burung di langit, dia tidak menanam, dia tidak
mengetam dan tidak duka cita pada waktu susah. Bapak kamu dari langit memberi
kekuatan kepadanya. Bukankah kamu mulia daripada burung?”
3.
Peranan
syeikh yang menyerupai pendeta.
Perbedaannya pendeta
dapat menghapuskan dosa sedangkan syeikh tidak dapat menghapuskan dosa karena
yang dapat menghapuskan dosa hanya allah.
4.
Selibasi
Yaitu menahan diri
tidak menikah karena dianggap dapat mengalihkan diri dari tuhan. Contohnya jika
seseorang mrnikah akan lebih sering memikirkan tanggung jawanya terhadap
keluarganya. Sehingga mengabaikan kewajibanya kepada tuhanya. Seperti, jika
seorang kepala keluarga akan bekerja keras untuk memenuhi kewajibanya terhadap
keluarganya tanpa mengenal lelah dan juga waktu. Sehingga melupakan waktunya
untuk sholat ataupun mengaji.
Pada masa sebelum kedatangan islam masyarakat arab jahiliah mempunyai
kebiasaan-kebiasaan buruk seperti meminum-minuman keras, berjudi, dan menyembah
berhala, untuk menampilkan keberadaan islam mereka membuatung patung berhala
dari batu, yang menurut mereka patung
itu dapat di jadikan sarana untuk berhubungan dengan tuhan. Selain menyembah
berhala mereka juga menyembah pohon-pohon kayu, bintang-bintang, batu-batuan,
binatang,binatang, dan menyembah raja-raja. Mereka menyembah hal-hal tersebut
karena mereka sulit mempercayai tuhan yang abstrak.
B.
Akhlak
Pada Masa Islam
Islam datang mengajak manusia pada
kepercayaan bahwa allah adalah sumber segala sesuatu di seluruh alam.dengan
kekuasaan nya pula, alam dapat berjalan secara beraturan. Sebagaimana halnya
allah telah menetapkan beberapa aturan yang harus di ikuti manusia,menetapkan
beberapa keutamaan ,keadilan, juga menetapkan beberapa keburukan yang harus di
hindari manusia, seperti dusta dan kezaliman.
تَذَكَّرُونَ لَعَلَّكُمْ يَعِظُكُمْ ۚ وَالْبَغْيِ وَالْمُنْكَرِ الْفَحْشَاءِ عَنِ وَيَنْهَىٰ الْقُرْبَىٰ ذِي وَإِيتَاءِ وَالْإِحْسَانِ بِالْعَدْلِ يَأْمُرُ اللَّهَ
إِنَّ
Artinya :
“ sesungguhnya allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan , memberi bantuan
kepada kerabat, dan dia melarang ( melakukan) perbuatan keji, kemunkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.”(Q.S AN-Nahl:90)
Dalam Islam guru terbesar dalam bidang
akhlak adalah Nabi Muhammad SAW. Keterutusannya ke muka bumi untuk
menyempurnakan akhlak. Berikut ini tokoh-tokohyang menggagas atau menulis ilmu
akhlak dalam islam.
Pertama, tokoh yang
pertama kali menggagas ilmu akhlak adalah Ali bin Abi Thalib, berdasarkn
risalah yang di tulis nya untuk putra nya, Al-Hasan, setelah kepulangan nya
dari perang siffin. Kandungan risalah ini tercermin pula dalam sifat nahaj al
balagha
Kedua, tokoh islam yang
pertama kali menulis ilmu akhlak adalah ismail bin mahram abu an nashr as
saukani ulama abad ke 2 hijriah ia menulis kitab al mukmin wa alfajir, kitab
akhlak yang pertama kali di kenal dalam islam
Ketiga, pada abad ke 3 hijriahan, ja’far
bin ahmad al kumi menulis kitabal mani’ad min tukhul al jannah. Tokoh lain ya
yg secara khusus berbicara dalam bidang akhlak adalah :
1.
Ar-Razi ( 250-313 H )
Telah
menulis karya dalam bidang akhlak yang berjudul Ath-Thibb Ar Ruhani (kesehatan
rohani). Yang menjelaskan tentang kesehatan rohani dan penjagaan nya. Kitab ini
merupakan filsafat akhlak terpenting yang bertujuan memperbaiki moral manusia.
2.
Ali bin ahmad al kuhfi
(pada abad ke 4 H)
Ali
bin ahmad al kuhfi telah menulis kitab Al-Adab dan makarim
Al -Akhlak.
Al -Akhlak.
3.
Ibnu maskawaih (pada
abad ke 5 H)
Ia menulis kitab Tahdzib Al-Akhlak Wa-Tath-hir
Al-A’araq dan
Al –Arab wa Al-Furs. Kitab ini merupakan uraian suatu akhlak yang sebagian materi nya berasal dari konsep-konsep akhlak dari Plato dan Aristoteles.
Al –Arab wa Al-Furs. Kitab ini merupakan uraian suatu akhlak yang sebagian materi nya berasal dari konsep-konsep akhlak dari Plato dan Aristoteles.
4.
Warram bin Abi Al- Faawaris
Warram
bin Abi Al- Faawaris pada abad ke 6 H menulis kitab Tanbih Al –Khathir wa Nuzhah An-Nazhir.
5. Syeikh
khawajah nashir ath-thusi
Syeikh Khawajah Nashir Ath-Thusi pada abad ke 7 H beliau menulis kitab
Al-Akhlak An-Nashiriyyah Wa-Awshaf Asy-Raf Wa Adab
Al- muta’allimin[5].
Al- muta’allimin[5].
C.
Akhalak Pada masa
modern
Di masa ini masyarakat
mulai melihat sesuatu dengan pandangan baru, dan mempertimbangkan dengan ukuran
baru. Masa modern ini tumbuh dari pengembangan kebudayaan yunani purba.
Kebudayaan yunani purba memang punya dasar pikiran yang rasional dan ilmiah yang
kemudian diolah dan dikembangkan oleh orang eropa menjadi canggih dan
melahirkan kebudayaan barat yang modern.
Dalam kehidupan
bermasyarakat manusia sebagai makhluk sosial sama-sama saling membutuhkan satu
dengan yang lainnya, mereka berbaur dalam komunitas yang disebut masyarakat.
Kemudian melahirkan tindakan yang digunakan dan diakui oleh masyarakat secara
umum sebagai suatu hal yang positif, dan hal seperti inilah yang nantinya akan
menghasilkan kebudayaan.
Pada perkembangan
berikutnya manusia selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya, sehingga dapat
menyebabkan perubahan pada diri masyarakat secara lahiriah maupun batiniah.
Secara lahiriah yaitu
dengan adanya perubahan dalam bentuk tubuh manusia seperti halnya pada masa
jahiliah tak mengenal make up. Contoh lain : sulam alis, sulam bibir, operasi
plastik.
Secara batiniah yaitu
perubahan sikap dan tingkah laku yang di pengaruhi olehkebudayaan yang
bersangkutan. Contoh : dengan meniru gaya hidup orang-orang barat seperti dalam
cara berpakaian, pergaulan bebas dan lain-lain.
Dan dewasa ini juga
manusia lebih bersifat materialistis,semua di ukur dengan nilai kebendaan dan
ekonomis. Pada masa sekarang ini sikap hidup manusia kebanyakan mengutamakan
materi,kesenangan,dan kelezatan shahwal serta ingin menguasai semua aspek
kehidupan yang hanya percaya pada rumusan-rumusan pengetahuan empires saja. Di
tangan mereka yang berjiwa dan bermental demikian itu, akan menjadi penyebab
kerusakan di daratan dan di lautan sebagaimana di isyaratkan Al-Qur’an surat
AL-Rum ayat 41 :
Artinya :
“ Telah nampak kerusakan didarat dan di
laut di sebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya allah merasakan kepada
mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agara mereka kembali
( kejalan yang benar ).
( kejalan yang benar ).
Adapun
sejumlah problematika masyarakat modern sebagai berikut :
1.
Merosotnya kehidupan
kecerdasan dan moral manusia modern.
2.
Manusia modern
cenderung menyalah gunakan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk hal-hal yang
negatif.
3.
Semakin menurunnya
tingkat keimanan dan ketaqwaan seseorang kepada Tuhannya
4.
Kehilangan harga diri
dan masa depannya.
5.
Kurangnya akhlak pada
setiap individu.
KESIMPULAN
Pada
zaman sebelum masuknya islam akhlak manusia tidak terlalu diperhatikan dan
lebih mementingkan untuk membangun rasa nasionalisme pada generasi-generasi
muda.
Banyak filsuf-filsuf yang berpendapat tentang akhlak di masyarakat
di zaman itu, antara lain :
1.
Socrates ( 469-399 SM )
2.
Cynics dan Cyrenic ( 443-370
SM )
3.
Plato ( 427-347 SM )
4.
Aristoteles ( 394-322
SM )
5.
Stoics dan epicurics
Setelah
islam datang manusia mulai mempercayai bahwa ALLAH adalah sang pencipta dari
seluruh alam semesta.pada masa ini juga manusia mulai mengerti tentang
aturan-aturan bergaul antar sesama manusia,dan juga terhadap sang kholik.yang
bersumber dari akhlak Nabi Muhammad SAW.
Adapun tokoh-tokoh yang
menggagasatau menulis ilmu akhlak dalam islam.
1. Ali
bin abi tholib
2. Ismail
bin mahram abu an nashr as saukani,ulama abad ke 2H
3. Ja’far
bin ahmad
Pada
masa modern masayarakat mulai terpengaruh kebudayaan barat yang menyebabkan perubahan pada diri
masyarakat baik secara lahiriah maupun batiniah, sehingga masyarakat cendrung
bersifat materialistis dan lebih mementingkan kesenangan belaka tanpa memperdulikan
aturan-aturan agama.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar, Roshin, Prof.Dr.M.Ag. Akhlak
Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia. 2010
Rusli, Ris’an, Prof. Dr. H. M.A, Tassawuf
dan Tarekat, Jakarata: PT Raja Grafindo Persada 2013
Solihin, M. , Prof . Dr. M.Ag, Anwar,
Rosihon,PSrof. Dr. M.Ag, Ilmu Tassawuf, Bandung : Pustaka Setia, 2008
[1] Rosihon Anwar, Akhlak Tassawuf,(Bandung:Pustaka
Setia,2010)hlm.50
[2] Rosihon Anwar, Akhlak Tassawuf,(Bandung:Pustaka
Setia,2010)hlm.52
[3] Rosihon Anwar, Akhlak Tassawuf,(Bandung:Pustaka
Setia,2010)hlm.53
M. Solihin, Ilmu Tasawuf,
(Bandung:Pustaka Setia,2008)hlm.40
[4] Rosihon Anwar, Akhlak Tassawuf,(Bandung:Pustaka
Setia,2010)hlm.55
[5] Rosihon Anwar, Akhlak Tassawuf,(Bandung:Pustaka
Setia,2010)hlm.59

0 komentar:
Posting Komentar